Ads 468x60px

Labels

Footer Widget 1

Sunday 29 January 2012

honda supra























Supra Fit Pink Ceper Modifikasi Motor Ceper


modifikasi ceper, Honda Supra fit 110 modifikasi motor ceper cat pink, velg ruji depan ninja ban ceper modifikasi untuk kontest, skok tabung, dan knalpot racing.
supra+fit+modification+pink Supra Fit Pink Ceper Modifikasi Motor Ceper Honda Velg Ninja
Overall Modifikasi dependability continues to improve ceper, though the gains are slowing as modifikastor conquer traditional Honda Supra Fit problems but struggle with modifikasi motor ceper style. Modifikasi Motor annual study looks at how well vehicles hold up after Modifikasi Motor Ceper apllied at  Honda Supra fit by measuring how many problems .

TheCeper problem areas and scores are based on problems when applied swing arm modifikasi. The study found import brands still modification motorcycle supra fit in long-term dependability despite closing the result modif in recent time modifikasi motor ceper custom

Honda Supra X 125, Pencetak Sejarah Honda

 Wahyu Widodo tidak hanya lolos dari ganasnya siksa ‘neraka’ sirkuit Kenjeran di IndoPrix (IP) Seri IV (30/10) lalu. Tapi, mampu menapaki podium dua, sekaligus mencetak sejarah sebagai pembalap yang disokong pabrikan Honda meraih podium di balapan paling bergengsi Indonesia 2011.

“Rahasianya mengatur rasio kompresi,” bisik Akiang, pawang Honda Supra X 125 besutan Wahyu. Dalam ilmu motor bakar, rasio kompresi memegang peranan penting. Karena, di sinilah power motor diatur. Tenaga mesin mau dibikin galak atau lembut, ya memang kompresi mesin ini yang diutak-atik. Biasanya ditandai dengan angka.

Angka menyatakan perbandingan volume antara volume total silinder dengan volume ruang bakar. Isi total itu penjumlahan dari volume silinder dan volume ruang bakar. Volume silinder simbolnya V2. Sedang volume ruang bakar diberi simbol V1. Sehingga perbandingan kompresi memakai rumusan, Cr= (V1+V2)/(V1).

Nah, semakin tinggi rasio kompresi, semakin sempit V1 atau semakin besar V2, semakin tinggi pula tenaga yang dihasilkan. Artinya, semakin kecil volume ruang bakar berarti pemadatan bahan bakar–udara jadi semakin padat, sehingga ledakan pembakaran semakin besar, semakin besar pula tenaganya.

Namun tidak selamanya tenaga besar menguntungkan. Contohnya di Kenjeran kemarin, Akiang justru menurunkan kompresi. “Biasanya pakai kopresi 13,7 : 1. Tapi kemarin cukup 13,2 : 1,” tegas pria kutilang alias kurus tinggi langsing ini.
 Kem dipercaya durasi 273 derajat baik untuk klep in maupun out. Komporesi 13,2 : 1, mujarab!
Kompresi turun, panas yang dihasilkan juga tidak begitu tinggi. Jadi bisa awet karena suhu Kenjeran yang saat itu terik ketika sesi balapan.

Selain itu, kompresi tinggi juga bikin tenaga galak. Motor lebih liar dan susah dijinakkan. Akibatnya, langkah masuk-keluar tikungan jadi merepotkan. Makanya, paling pas kompresi rendah.

Apalagi motor dipacu sejauh 30 lap di Kenjeran. Itu  setara dengan 27 kilometer. Ditambah lagi dengan siksaan suhu udara yang mencapai 42 derajat celcius. Suhu di lintasan lebih gila lagi, 72 derajat celcius, Bro! So, kompresi rendah bikin mesin awet dari risiko mesin jebol.

Toh meski begitu, suplai bahan bakar tetap menjadi fokus perhatian berikutnya. Karena, bahan bakar, selain sebagai sumber tenaga, juga sebagai pendingin mesin.  Makanya, diperlukan bahan bakar beroktan tinggi.

Kenapa harus pakai oktan tinggi? Oktan bertugas mencegah agar jangan cepat terbakar! Bukankah bensin yang mudah terbakar lebih oke? Oh no itu tidak benar. Pada waktu pembakaran telah ditentukan berdasarkan siklus atau langkah kerja mesin.

Langkah singkatnya begini, bensin disedot oleh mesin dikompresi pada langkah kompresi sekaligus dicampur dengan udara. Pada saat inilah terjadi kenaikan suhu dan tekanan bensin di dalam silinder. Suhu tersebut bisa memicu bensin terbakar dengan sendirinya alias pembakaran dini. Bahasa londonya, pre-ignition.

Makanya, untuk mencegah pre-ignition inilah ditambahkan oktan di dalam bensin. Dulu biasa disebut timbel atau PB.  Makin tinggi nilai oktan, tambah hebat kemampuan mencegah pre-ignition.

Itulah mengapa Akiang tidak mentah-mentah mempercayakan pada bensol biru. Oktan bensol biru (100) dirasa masih kurang mengolah panas. Makanya harus dicampur lagi dengan bahan bakar balap alias racing fuel bermerek VP yang memiliki oktan 110.

Bukan hanya pemakaian oktan yang lebih tinggi, kandungan aditif pada VP juga diyakini lebih kaya. Bensin balap ini dioplos dengan perbandingan 1:3. 1 liter VP dipadu 3 liter avgas biru.

Selanjutnya, tinggal mengatur debit oplosan bahan bakar tadi ke mesin dengan paduan spuyer gajah. Karburator Mikuni TM 28 diisi spuyer 150/25. Semprotan bahan bakar ini dibakar pada 35 derajat sebelum piston menyentuh Titik Mati Atas (TMA) di putaran mesin  7-9 ribu rpm.

Hasilnya efektif. Tenaga Supra X 125 racikan tim Honda OEI Aries Putra Federal Oil Kawahara INK ini tidak pernah ngedrop meski sudah dipacu 30 lap.

Suhu mesin pun tidak mengkhawatikan. Dilihat pada data logger, menunjukkan angka 132 derajat celcius. Asal tahu saja, motor akan macet bila suhu mesin menyentuh 165 derajat. Padahal, motor ini meraung hingga 16 ribu rpm.

Enggak heran jika Wahyu mencetak sejarah Honda. Karena kompresi turun dan kadar timbel dalam additif. Sehingga suhu mesin lebih turun dengan panas yang tidak melonjak tinggi. Juga didukung busi tahan panas menggunakan Denso Iridium UI 27. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Klep: Sonic ukuran 28/23
CDI: Rextor
Durasi kem : 273 derajat
Lift kem: 9,3
Ban: IRC 
Penulis : Ipunk | Teks Editor : Nurfil | Foto : Chandra



Honda Supra X125, Arm Jupiter & Kompresi Rendah

Honda Supra X125 yang digeber abis Eko Riyanto, podium 1 kelas MP3 di Brotherhood RPM Road Race, Medan 2 minggu lalu. Katanya berkat rombakan di sasis dan mesin pada motor pembalap tim Honda Intrac itu.


Yang melakukan modifikasi frame dan dapur pacu adalah Sardin Gorad Pasaribu.Dia ahli dibalik kesuksesan Eko. Mekanik bertangan dingin ini sangat memahami karakter pembalap berusia 20 tahun ini. “Iya lembut tapi garang,” ungkapnya.



Sebenarnya, karakter Eko tidak cocok dengan Supra X125 yang bertenaga besar namun liar di soal handling. Makanya rangka bebek Honda 125 ini jadi sektor pertama yang mendapat ubahan.



Sardin yang bukan pemilik perusahaan sardencis ini, mengganti lengan ayun Supra X125 dengan kepunyaan Jupiter. Katanya karena memiliki bushing lebih besar, sehingga lebih stabil.



Juga suspensi disesuaikan. Mengikuti gaya membawa motor yang beringas serta karakter sirkuit Medan dan sekitarnya yang pendek-pendek. Dibutuhkan suspensi yang lambat rebound dan lebih stabil.



“Saya mengganti cairan oli suspensi depan dengan pelumas SAE 90 yang biasa dipakai di gardan mobil. Olinya lebih kental, pantulan balik lebih lambat,” bilang Sardin yang sebelumnya berkiprah sebagai mekanik di Honda Banten ini.



Untuk mesin, ia mengaplikasi kompresi rendah, yakni 13,2 : 1. Ini ada kaitannya dengan kondisi lingkungan trek di Medan dan sekitarnya yang panas. Di lintasan bisa mencapai 38-40 derajat celcius.

Selain itu, kualitas bensol biru sudah turun oktannya setelah pengiriman. Kalau standarnya 105, paling tinggal 99-100. Makanya, dibikin kompresi rendah dengan memapas piston di bagian dome sebanyak 2 mm.

Hasilnya Eko kerap menang. Padahal ini tahun pertama dan baru ikut 2 seri. Yaitu di Siak dan Bangkinang, posisi Eko sekarang ke 5 MP3 dan ke-2 di MP2.

Eko bisa jadi andalan dan penerus pembalap nasional dari Sumatera Utara. Pengganti Firman Farera, Jeffrey Holy maupun Reza Pahlevi. “Skillnya bagus. Asal dilatih dengan benar dan sabar, Eko bisa jadi pembalap besar,” prediksi H. Syabra Buana, Kasie Roda Dua Pengprov IMI Sumut. Amin bos!

Tahun Depan Full

Di bawah naungan main dealer Honda CV Indaco, tim Honda Intrac mulai berkiprah sejak 2011 ini. Sebagai tahap awal, mereka baru ikut di beberapa seri MotoPrix region 1. “Belum full. Karena baru dan melihat kemampuan dulu,” jelas Sardin Gorad Pasaribu.

Dengan hasil yang cukup baik ini, pihak Indaco pastinya akan menyokong untuk tampil penuh di balapan MotoPrix 2012 nanti. Menurut Sardin, ada empat pembalap yang akan turun di ajang balap nasional ini. Dua untuk kelas seeded dan dua pemula.

Di pemula, tim Intrac akan diperkuat Eko Riyanto, Rizky Hendarta Damanik. Di seeded, diisi Yogi Hermana dan Marta Reza.

Apalagi dengan adanya sirkuit baru di IMI Pancing, Medan ini. Sardin makin yakin pembalapnya akan lebih berkiprah di masa yang akan datang. Mudah-mudahan begitu. (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Main/pilot jet  : 135/30
CDI : BRT
Gir : 13/45
Karbu : Mikuni TM 24
Head : BRT
Penulis : Hend | Teks Editor : Nurfil | Foto : Hendra

honda GL100


Gaya retro atau vintage merupakan ciri khas ubahan rumah modifikasi U Colour dalam menggarap besutan. Seperti ketika menjarah Honda GL100 lansiran 1981 ini. Roh Honda CB yang terbilang generasi pendahulu GL coba dihadirkan lewat detail ubahannya.
Salah satunya penampung bahan bakar, mengaplikasi tangki orisinil Honda CB100 1973, menempel di rangka depan Honda GL100. “Tangki bensin selalu jadi perhatian utama buat motor batangan, makanya paling ideal pakai tangki orisinil lengkap dengan emblemnya,” lanjut Ilham lagi.
Komponen lain juga ikut diambil dari Honda CB keluaran tahun yang sama. Seperti satu set suspensi depan, lengan ayun belakang lengkap dengan kedua teromolnya. “Lampu depan dan belakang berikut spidometer juga bawaan dari Honda CB,” jelas builder yang sangat konsen terhadap lokal retro custom ini.
Mengikuti tren yang lagi happening, gaya café racer sengaja jadi pilihan. Ini bisa dilihat dari beberapa detail ubahan yang mengarah ke tongkrongan motor balap zaman dulu. Dari pemasangan setang model rebah mengandalkan gaya club man dan jok belakang dibentuk membulat seperti buntut tawon.
Model setang yang membungkuk ini bukan seperti setang jepit, seperti besutan modern. Melainkan tetap mengandalkan kemudi pipa besi yang sudah ditekuk, jadi posisinya bisa rata dengan segitiga atas.
Biar makin mendukung tapilan café racer, pijakan kaki pengendara alias footstep juga ikut diganti mengandalkan part racing. “Ambil part yang banyak dijual di toko variasi,” lanjut Ilham.
Untuk menambah tapilan retro, areal buritan motor di samping kanan dan kiri jok ikut digarap. Ini kali Ilham coba pasang side back alias tas custom berbahan kulit.
“Model tas dipesan yang modelnya klasik. Agar sesuai dengan tampilan motor,” tutup Ilham yang pilih kelir merah buat bodi motornya.  (motorplus-online.com)
 DATA MODIFIKASI
Ban depan   : IRC3,00-17
Ban belakang    : IRC 3,00-17
Knalpot     : Custom U Colour
Setang    : Club Man style
U Colour: 0856-844-1009   

Penulis : Belo | Teks Editor : Nurfil | Foto : AXL



honda supra 125



Bertarung di kelas bebek 4-tak standar 125 cc pemula max 16 tahun (MP5), musti pintar seting mesin. Seperti yang dilakukan Sumingan terhadap pacuan Honda Supra X 125 yang digeber Andi Gilang.

Maklum, karena regulasi kelas pembibitan ini tidak memperbolehkan banyak ubahan. Termasuk banyaknya part racing. Apalagi dengan munculnya adendum. Maka itu, tunner musti pintar!

Nah, Gilang yang baru berusia 13 tahun ini, tampil dominan bersama Supra X 125. Racer tim Honda Daya Federal Oil KYT FDR Bank BJB Golden ini, meninggalkan lawannya cukup jauh di seri MP Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu. “Seting motor sesuai karakter saya. Makanya bisa ke depan,” ungkap racer bernama lengkap Andi Farid Izdihar.

Sumingan, pintar melihat celah buat mengakali pacuan tahun 2009 itu. Ya, sesuai karakter Gilang yang suka buka-tutup gas spontan. Demi memperbesar daya gebuk di ruang bakar, piston FIM diameter 53,4 mm dipasang. “Buat menambah power dan mendekatkan ke batasan kapasitas mesin saja,” bilang pria yang akrab disapa Mian.

Pakai piston yang sekarang, isi silinder mentok di 129,6 cc. Masih belum melewati batasan yang dipatok di 130 cc, kok. Menyesuaikan kebutuhan, jenong alias dome piston ikut dipapas. Juga, dicoak ulang agar tidak membentur klep.

Dari bibir piston, dome hanya dibikin 1,5 mm. Memang tidak dibuat terlalu tinggi. Itu karena kepala alias head silinder juga dipapas. “Head dipapas cuma 0,7 mm,” tambah Mian dari markasnya BBS Motor di Jl. Babakan Surabaya, No. 16, Kiara Condong, Bandung, Jawa Barat.


Diameter kubah dibuat jadi 39 mm dengan squish dimainkan di 9º. Lewat ubahan di head dan blok silinder, kini kompresi membengkak jadi 11,5 : 1. “Sebelum ikuti adendum, kompresi pakai 11,8 : 1. Tapi, karena sekarang pakai Pertamax Plus, ya harus diturunkan,” ungkap tunner 43 tahun ini.

Buat mengatur buka-tutup klep, durasi noken as diatur ulang. Begitunya asupan bensin dan gas buang sesuai kebutuhan. Klep in, durasi dibikin jadi 272º. Sedang klep ex alias buang, diseting di 268º. LSA (Lobe Separation Angle) bermain di 105º.

Asupan bahan bakar mengandalkan dari karburator standar. Tapi, tidak murni standar. Karena moncong karbu direamer sekitar 2 mm. “Skep dan venturi tetap standar, lho,” yakin tunner dengan logat Sunda yang kental.

Setidaknya, langkah yang dilakukan Mian bisa diterapkan pemilik Supra X 125 buat pacuan hariannya. Yap, pacuan yang tidak ingin bore up, tapi ingin akselerasi lebih kencang!  (motorplus-online.com) 

 DATA MODIFIKASI
Ban : IRC 166 90/80-17
Sok belakang : Triple S
CDI : BRT Dual Band
Knalpot : SND   
BBS Motor : (022) 721-3631
Penulis : Eka | Teks Editor : Nurfil | Foto : Candra, Dudu