Ads 468x60px

Labels

Footer Widget 1

Sunday, 9 December 2012

2013 Honda CB1100 – First Ride










2013 Honda CB1100

That period from the late 1960s through the ’70s was the golden age of motorcycling in America, an era characterized by simpler bikes and a market far less fragmented and specialized. Modern motorcycles are categorized into so many different niches—and have become so tailored to a singular purpose—that it makes you wonder what happened to the good ol’ Universal Japanese Motorcycle, like Honda’s CB550-1100s of yesteryear.
Well, Honda’s new-to-the-U.S. CB1100 might just be that nostalgic new UJM we need. True to the original, this retro CB was first shown at the Tokyo Motor Show in 2007 as a concept, and then displayed in production form at the same show two years later. Unfortunately, when I saw it there in 2009, I was told it would be sold only in Japan, Australia and New Zealand due to the expense of U.S. certification. End of story.
Or so I thought.
Secrets are harder to conceal these days thanks to the www. Nevertheless, when I was invited to American Honda in October for a clandestine two-hour ride on an undisclosed bike, it was a pleasant surprise to see the CB1100 roll out from behind the locked doors of the press-fleet garage. I wasn’t totally shocked, though, because the CB1100 does fall right in line with the direction Honda has been pointed at lately.
Every ride is too short when the bike is really good, right? Well, I can’t complain, because my small taste of the 1100 left me with a very positive first impression. Very few bikes have felt as instantly familiar as the CB did after just a couple of short blocks.
A perfectly neutral and upright seating position places hands on the bars right where they naturally want to fall, and the footpegs keep knees (for my 5-foot-11 frame) at a relaxed yet not-too-lazy bend. The comfortable seat isn’t too high (or too low) for my 30-inch inseam, allowing my boots to be firmly planted at stops. The mirrors offer an excellent rear view, while the simple dash provides just the pertinent information via a pair of analog gauges and a small LCD display.
2013 Honda CB1100 

A few minutes into my 50-mile ride, I had already developed a great appreciation for the CB’s air-cooled, 1140cc engine. The 16-valve dohc inline-Four is extremely smooth yet tractable, with usable low-end grunt from as low as 2000 rpm—even in a tall gear at slower speeds. Power builds in a progressive, step-free manner all the way up to the 8500-rpm redline, which gives the engine great flexibility for any type of riding.
Modern touches include the excellent PGM-FI injection system with a single 36mm throttle body. Nowhere in the rev range did I find a hint of hesitation or sign of a stumble, just precise fueling.
Another aspect worth mentioning is the wonderful five-speed gearbox. Not many motorcycle transmissions make you want to shift simply for the sake of shifting, but this is one of them. The light clutch and slick shift action had me short-shifting around town just so I could downshift through all those gears again.
“Simplistic” describes the CB1100’s chassis to a T. The twin-cradle steel frame is bookended by a conventional 41mm fork and a pair of chromed Showa shocks, with adjustable preload front and rear. The 18-in. cast aluminum wheels, with black spokes and contrast-polished outer rims, wear narrow Bridgestone radials that have a period-correct look, size 110/80-18 front and 140/70-18 rear. Twin 296mm front brake discs are pinched by four-piston Nissin calipers.
Around town, the CB carries its claimed 545-pound curb weight well, providing agile handling. Once the pace is picked up on a twisty road, the narrow tire choices make sense. Turn-in is light and predictable, while midcorner stability is good right up to the point when footpeg feelers start digging into asphalt. The power of the front brakes, as well as the feel, is excellent for this application.
As we went to press, details were very limited. Honda’s press officer said he was hopeful the MSRP would be under $10,000. That’s just about right for this bike considering its high level of refinement, features and excellent fit and finish.
Although our time together was short, I was impressed with the CB1100. When all you want to do is go on a ride, what better bike than a fully modern but totally authentic blast from the past? Honda has delivered. The classic UJM is back.

 2013 Honda CB1100 - action right-side view 2013 Honda CB1100 - action left 3/4 view 2013 Honda CB1100 - action front view 2013 Honda CB1100 - action left-side view #1 2013 Honda CB1100 - action left-side view #2 2013 Honda CB1100 - right-side view 2013 Honda CB1100 - left-side view 2013 Honda CB1100 - headlight 2013 Honda CB1100 - dashboard 2013 Honda CB1100 - tank profile 2013 Honda CB1100 - left-side engine view 2013 Honda CB1100 - name plate 2013 Honda CB1100 - right-side engine view 2013 Honda CB1100 - tail light  

sumber : http://www.cycleworld.com

Thursday, 8 November 2012

Upgrade Performa Motor Matik, Trik Buat Yang Ogah Oprek Mesin

Pembesut motor matic tidak semuanya suka modifikasi mesin.  Alasannya karena takut bermasalah dan mogok. Cara paling mudah untuk meningkatkan performa lewat otak atik di seputar komponen transmisi. 

"Mengulik bagian komponen yang terdapat di dalam bak CVT, seperti per CVT dan berat roller yang digunakan. Jangan lupa juga sering ulang perangkat di karburator", kata Sarjono, mekanik Sweet Martabak Racing (SMR) yang bermarkas di Jl. Joglo Raya, depan SMP-SMA Yadika 35, Ciledug, Tangerang.

Untuk masing-masing motor tentu beda ukuran dan caranya. 

Vario 110 & BeAT
Hal pertama dengan menggati per CVT yang berfungsi untuk menahan sliding sheave. Pilihan per CVT terdiri dari 1.000 rpm,1.500 rpm dan 2.000 rpm. Perbedaan ini sesuai tingkat kekerasan pernya.

Untuk Honda Vario 110 dan Honda BeAT, bisa gunakan per CVT 1.500 rpm. Per ini dipilih karena membuat akselarasi cocok untuk kondisi jalan perkotaan yang cenderung stop and go.


Roller standar Vario 13 gram, monggo diganti dengan yang 12 dan 10 gram dengan cara dipasang disilang. Sedangkan roller BeAT disilang antar yang 8 dan 10 gram, dari standar 10 gram rata.

Penggunaan per CVT keras dan roller enteng agar tarikan awal mesin jadi lebih enteng dan top speed bisa dicapai dengan mudah. Penggunaan roller juga tidak boleh kelewat ringan nantinya top speed berkurang.

Beralih ke komponen pengabutan bahan bakar. Pilot-jet dan main-jet diturunkan beberapa angka, agar enggak terlalu boros. Kedua motor ini sebaiknya menggunkan PJ 38 dan MJ 98. Lalu bukaan angin di karbu dibuka kisaran 3,5 sampai 4,5 putaran.

Yamaha Xeon & Mio
Khusus Yamaha Xeon penggantian per CVT dengan spek 1.500 rpm, dirasa sudah mumpuni untuk melahap jalan perkotaan. Untuk  Yamaha Mio, selain harus mengganti per CVT standar dengan spring CVT 1.500 rpm, roller standar 10 gram rata, sedikit diturunkan bobotnya 1 angka jadi 9 gram rata.

Setelah mengganti per CVT dan roller, giliran karburator. Pilot-jet dianjurkan naik satu tingkat dan main-jet diturunkan satu tingkat. Untuk seting bukaan angin, putar sekitar 3,5 sampai 4,5 putaran.

Persamaan Per Kopling, Serupa Tapi Berbeda Motor



Per kopling tiap motor biasanya memiliki karakter berbeda, sesuai jenis engine masing-masing. Namun kemungkinan, ada juga per yang sama dari berbeda motor.

“Biasanya persamaan ini bisa dilihat dari diameter per kopling, panjang keseluruhan, serta besar pinggang-nya, dengan kata lain hampir mirip” kata Sarjono, mekanik kawakan dari Sweet Martabak Racing (SMR).

Nah, per kopling motor apa saja sih yang wujudnya sama? Honda CBR150 bisa dibilang per koplingnya masih terbilang susah didapat dan walau pun ada, harganya mahal. sekitar Rp 240 ribu (4 pcs). Solusinya bisa pakai per kopling Honda Tiger yang dibanderol Rp 80 ribu.

Selain bisa digunakan di CBR150, per Tiger bisa juga buat Kawasaki D’Tracker 150 dan KLX150. Ternyata masih bisa juga digunakan di Jupiter MX.

Untuk motor bebek sekelas Suzuki Smash, per kopling bisa adopsi dari Honda Supra dan Grand. “Yamaha Jupiter Z bisa pakai kepunyaan RX-King, memang agak sedikit keras tapi entakannya lebih sangar karena per RX-King lebih keras,”

otomotifnet.com

Part Subtitusi Honda CBR150, Sementara Pakai Punya Tiger

Biar di jual lewat importir umum (IU), Honda CBR150 versi Thailand juga butuh perawatan berkala. Apalagi sudah dipakai beberapa lama dan mulai butuh penggantian suku cadang. Dan problemnya, pengadaan spare-parts asli pasti selalu ada.

Misalkan mau beli kampas kopling atau kampas rem yang termasuk komponen fast moving. Cari ke AHASS pasti nggak ada, kalau beli versi aslinya yakin mahal. Untung beberapa part ini bisa substitusi dari produk Honda yang ada di pasaran.

Karena sering dan sudah lama bergelut dengan Honda CBR150, pa'de bisa tahu kalau dimensi dan ukuran kampas kopling CBR150 hampir sama dengan kampas kopling Honda CS-1 atau Tiger.

Selain mudah didapat, harga juga terjangkau. Kampas kopling orisinal CBR150 sekitar Rp 350 ribu, sementara banderol resmi kampas kopling genuine Tiger2000 atau CS-1 sekitar Rp 150 ribuan. Jadi bisa dipilih mana yang mudah didapat,” jelas Pakde Sodik mekanik WMC Racing (Wawan Motor Corporate).

Info ini jelas bermanfaat buat pemilik CBR. Meski tak setahan kampas kopling CBR150, Pak’de mengklaim karena sama-sama genuine parts yakin masih cukup mumpuni. Paling tidak bisa membantu pemilik motor dalam kondisi yang memang lagi kefefet.

Jumlah kampasnya juga sama yaitu 4+1, yang artinya 4 buah kampas lebar dan sebuah kampas kecil. “Berlaku juga untuk Honda CS-1 yang memiliki konfigurasi sama,” imbuh Pakde dari markasnya diJl. Warung Buncit Raya, No. 21A, Pejaten, Jakarta Selatan.

Lalu part lain yang bisa saling tukar adalah per kopling. Untuk 4 buah unit per kopling asli Thailand, harga satu set sekitar Rp 250 ribuan. Kalau mau murah bisa melirik per kopling milik Tiger 2000 yang dilego sekitar Rp 80 ribuan. Cara pemasangan juga sama. Tinggal buka bak kopling sebelah kiri dan buka pelat pengganjal per kopling.

Selain yang ada di dalam mesin, di luar juga ada seperti contoh kalau mau ganti kampas rem cakram belakang. Komponen pendukung perangkat ciet juga bisa pakai punya Tiger 2000. “Cuma umur pakainya tidak bisa selama part aslinya,” wanti Pakde.
otomotifnet.com


Cara Aman Copot Magnet, Hindari Ujung Poros Kruk-As Mekar




Ada anggapan melepas magnet dari kruk-as itu pekerjaan sepele. Apalagi didukung trecker magnet, komponen kelistrikan dan pengapian itu mudah sekali dipisah dari dudukannya.

Kalau cuma melihat sih gampang. Tapi, buat membuka peranti ini perlu trik khusus biar enggak rusak. Didasari beberapa merek motor adopsi magnet tipe kering dan basah.

Untuk magnet tipe basah tidak ada soal. Sebab komponen sekitar magnet sudah terlumasi oli, sehingga perubahan struktur material ketika memuai enggak extreme. Makanya lebih mudah dilepas.

Lain dengan magnet kering. Biasanya agak keras waktu dibuka meskipun pakai trecker. Sehingga jika dipaksa kadang bikin ujung poros kruk-as yang berulir jadi mekar. Alhasil, mur pengikat magnet jadi enggak bisa masuk ulir ketika sudah terlepas.

Nah, untuk menghindari ujung poros kruk-as mekar bisa diasati. Memanfaatkan mur pengikat magnet sebagai media penahan agar ujung poros kruk-as tidak mekar akibat terlalu keras ditekan batang penekan trecker.

Caranya kendurkan mur magnet hingga ujung poros kruk-as jangan sampai terlepas dari ulir. Berikutnya tempatkan sangkar trecker pada ulir yang ada di magnet. Baru deh cabut magnet dari poros kruk-as dengan bantuan trecker.

ootmotifnet.com

honda civic


Paris – Honda Civic dianugrahi Women’s World Car of the Year 2012 pada ajang Paris Motor Show 2012 beberapa waktu lalu. Bukan asal pilih, karena kemenangan Civic dinilai sebagai kendaraan paling irit yang dipilih oleh 20 wanita dari 11 negara yang menjadi jurinya.

Penghargaan Woman’s World Car of the Year 2012 ini, diputuskan oleh panitia yang dibagi membagi dalam empat kategori yang terdiri dari family car, luxury car, sports car, dan economy car.

“Penghargaan ini menyoroti desain eksterior dan interior yang unik serta kepraktisan kabin yang identik dengan model Civic hatchback dan memenuhi kebutuhan dan keinginan para pelanggan dalam segmen C di Eropa, “Ujar Toshiaki Konaka, Direkture Honda Motor Europe Car Division, di Paris Motor Show”.

Honda patut berbangga, sebab Civic mengalahkan 300 mobil yang dinominasikan. Civic ditempatkan peringkat pertama menyusul Volkswagen Up! yang menduduki peringat kedua serta posisi ketiga yang ditempati oleh Ford Fiesta. 

Sebagai mobil yang dinilai irit, Civic dibekali mesin bensin 1.4-liter i-VTEC dengan tenaga 100 dk, diikuti dengan VTEC i-1.8-liter bertenaga 142 dk. Sementara versi dieselnya dikawal 2.2-liter i-DTEC berdaya 150 dk.

Selain itu, tampilan Civic anyar ini terlihat berbeda frontal dan lebih futuristik dari edisi sebelumnya. Tengok saja tampang nya yang mencampurkan elemen tajam lewat headlamp dan bumper anyar, serta desain unik melalui front fascia hitam berbentuk sudut Y.

Wednesday, 11 April 2012

modifikasi jupiter mx


motor jupiter mx temen gue,

Friday, 2 March 2012

Jadwal Indoprix Musim Balap 2012



Sport,… Brothers, musim balap 2012 pada bulan ketiga atau bulan Maret akan ditabuh genderang perangnya….!!! Indospeed Motorsport Management (IMM) selaku pelaksana gelaran balap paling bergengsi Indoprix telah mengeluarkan jadwal balap musim 2012 ini. Rencananya Indoprix menjadi 6 seri pada tahun ini. Untuk seri perdananya akan dihajat disirkuit Sentul, Bogor. Kemudian berlanjut ke kota lainya :
JADWAL INDOPRIX :
  • 1. 11/03/2012 – Sirkuit SENTUL
  • 2. 08/04/2012 – Sirkuit BINUANG
  • 3. 27/05/2012 – Sirkuit KENJERAN
  • 4. 01/07/2012 – Sirkuit SENTUL
  • 5. 20/09/2012 – Sirkuit KENJERAN
  • 6. 18/11/2012 – Sirkuit BINUANG
—————————————————————————————————–
Buat bro n sist yang kepengin kirim email ke BlogBIKERS berisi saran, informasi, gosip dan sebagainya silahkan layangkan ke email : blogbikers@gmail.com
Buat bro n sist yang mo ikutan gabung di social media BlogBIKERS monggo, mari,… silahkan klik dibawah ini:
twitter @BlogBikers
facebook BlogBikers
sumber : http://blogbikers.com

Thursday, 23 February 2012

new sinnob

New Sinnob Sprocket Gear with Colour Chain
Mulai awal Agustus 2011 ini Sinnob Sprocket Gear telah meluncurkan varian barunya yaitu Sinnob Sprocket Gear dengan rantai warna yang sesuai dengan warna sprocket gearnya,akan tetapi untuk sementara New Sprocket Gear with colour chain ini hanya tersedia untuk type motor bebek premium saja dengan Harga Rp.340.000,- dan untuk type premium standart lama tetap tersedia dengan harga Rp.315.000,-.Untuk pemesanan dan keterangan lebih lanjut bisa langsung datang ke ressaler kami dikota anda atau bisa menghubungi langsung ke Hotline Sinnob Sprocket Gear.


Korek harian Supra X 100 ?

gan ane ada Supra X 100 tahun 2002, sehari hari ane pake sekolah.
kalo buat korek harian kira2 ganti apa aja ya ? dan habis dana berapa ?. kalo bisa terjangkau, soalnya anak sekolah hehe?????????????
ganti noken as . . 
biar nafasnya bisa panjang n tarikan tengah keatas berisi
output tenaga bisa keluar maksimal . .
ganti cdi 
biar tarikan bawah lebih mantab . . .n tenaga udah ga dibatasi oleh limiter . . 
kalo cdi masih standar tuh masih di batasi ma limiter . . . 
jadi out put tenaga motor kurang maksimal . . .
pilihan udah banyak ada brt, rextor, shogun kebo (110), vega dll
terus ganti gear nya
ukuran 13 - 36
ganti koil nya . . . .
biar listrik tambah gede
ganti busi iridium . .mantab !!
terus seting tuh stutannya kopling jadi.in dikit . . 
terus ganti karbunya . . .pake karbu win ato yg lebih gde lage . . 
nsr sp (pe 28mm) ato pwk 28mm ato bisa juga mikuni yg 26mm
terus ganti tuh ban jadi.in kecil . .biar enteng . .
terus kalo mauk ekstrem lagi bore up tuh mesin . . .
kalo rincian harga tuh tergantung ma merek aftermarket yg kita pilih . .:
noken as mulai 300 - 750 rb.an . .
cdi brt 335rb
cdi rextor mahal 500rb.an .
varro 80rb.an ( tapi cdi ini cuma ngelepas limiternya aja jadi ni sama kayag cdi standar tpi cuma lepas limiter )
sogun 350rb.an (orsi)
gear semua pling cuma abis 50rb.an
koil mulai 150rb - 700rb.an
busi mulai 35rb - 100rb
karbu pe 28mm 500rb.an
pwk 28 mm 900rb.an
ato kalo mau karbu loe ganti mj ma pj ajh . . .jadi ga usah ganti karbunya
cuma dalemannya aja . . .
kalo ban mulai 80rb-200rb / biji
kalo buat kohar mungkin segitu aja udah cukup
kalo muak bore up . . .biaya lebih mahalan age . .

coba haluskan lubang hisap dan buang. haluskan juga bagian dalam leher angsa, ganti girset roda belakang pakai punya honda grand rantainya tetap supra. setting karburator naik atau turun 1 step pada jarumnya juga atur ulang setelan angin pada karburator, babat sedikit bagian atas piston gas, bobok knalpot, perhatikan juga part pendukung seperti lahar roda. shock breker, satu lagi mas coba jangan lupa kampas kopling ganti baru produk racing sekalian pernya. juga sproket automatic (sentrifugal) kalau masih bisa digunakan panjangin kembali ujung2 dari sepatu centrifugal tersebut dengan menggunakan las kemudian disesuaikan dengan kerapatan mangkuk centrifugal.selamat mencoba lumayan buat nyalip adiknya supraX 125

materi referensi:

motor pribadi supraX 97cc tahun 2004 akhir

Pertarungan CDI Unlimiter: CDI Rextor, CDI BRT, XP 202, CDI Cheetah



OTOMOTIFNET – Setelah sebelumnya melakukan tes optimalisasi bahan bakar dengan berbagai macam produk pengirit bahan bakar yang di rancang oleh Hendry Martin, ST. Kali iniOtonetters, komunitas member di Forum OTOMOTIFNET.COMkembali mengibarkan bendera Otoneters Indepnedent Tester dengan melakukan pengetesan CDI programmable untuk Honda Supra X125.
Sekaligus dipilih 4 merek dalam pengetesan ini yaitu BRT, Rextor, XP202 dan Cheetah Power. Syaratnya harga jual masing-masing CDI yang diiukutkan dalam komparasi ini harus tidak lebih Rp 500 ribu. Harga ini paling ideal untuk kebutuhan korek harian atau sekedar plug & play pada motor dengan spek standar.
Pengetesan CDI berlangsung cukup panjang dari akhir Februari hingga awal April ini. Panjangnya waktu disebabkan ada empat variable pengetesan yang dites secara terpisah. Yaitu, peak rpm untuk mencari siapa yang punya limiter paling tinggi. Kemudian ada tes akselerasi dengan menggunakan alat ukur Racelogic.
Dilanjutkan dengan melakukan tes konsumsi bahan bakar dan terakhir tes power dan torsi dengan dyno tes. Tujuan pengetesan ini dalam beberapa tahapan terpisah, bukan untuk mencari siapa yang terbaik diantara keempat CDI tersebut. Tapi lebih berfungsi untuk memetakan mana yang terbaik sesuai kebutuhan konsumen. Mengingat tiap CDI memiliki karakter yang berbeda satu sama lain.
Motivasi konsumen dalam memilih CDI pun berbeda-beda. Ada yang mengganti CDI sekedar karena mencari tenaga besar tapi ada juga yang hanya ingin akselerasi motornya makin ngacir atau malah ingin konsumsi bahan bakarnya semakin irit. So, mari ikuti ringkasan dari empat proses pengetesan ini.
Pengetesan ini dilakukan pada sebuah Honda Supra X125 pinjaman dari PT Astra Honda Motor (AHM) dalam kondisi benar-benar baru dan standar tanpa ubahan apapun. Juga dipilih tiga tester untuk menjalani semua rangkaian pengetesan. Dua dari member ForumOTOMOTIFNET.com (Bintang Pradipta dan Spidlova) dan satu wakil dari redaksi OTOMOTIFNET.com (Popo).
Dalam keseluruhan pengetesan ini digunakan kurva yang telah direkomendasikan oleh masing-masing produsen CDI. BRT meminta klik kurvanya disetting di posisi angka 8 yang artinya timing pengapian di atur pada 35 derajat sebelum titik mati atas. Rextor memilih kurva ditaruh di posisi angka 0. Sedang Cheetah Power menyarankan untuk menggunakan kurva pertama. Dan XP202 karena tidak memiliki pilihan kurva maka langsung colok.
Pengetesan Tahap 1 : Siapa Limiter Tertinggi?
Bertempat di bengkel Otomotif Service Station (OSS), pengukuran dilakukan dengan rpm meter merek BRT. Suhu mesin dipatok 70 derajat celcius dengan toleransi 5 derajat celcius. Masing-masing CDI dapat giliran digeber dua sampai tiga kali. Hasilnya saat di gas pada putaran mesin( rpm) paling tinggi, semua CDI ini mampu membuat mesin berteriak lebih dari 12.000 rpm. Bandingkan dengan CDI standar yang hanya bermain di angka 9.000 rpm.
CDI Standar = 9.841 rpm
CDI BRT Neo Click = 12.930 rpm
CDI Cheetah Power CP 400 = 12.700 rpm
CDI XP = 12.400 rpm
CDI REXTOR = 12.280 rpm
Pengetesan Tahap 2: Siapa Akselerasi Tercepat?
Bertempat di depan kantor OTOMOTIFNET.com pengetesan akselerasi dimulai pada jam 11 malam saat kondisi jalan sudah benar-benar lengang. Panjang lintasan sekitar 300 meter, 200 meter untuk pengetesan dan 100 untuk jarak pengereman. Panjang trek ini mirip panjang lintasan drag bike yang panjangnya 201 meter.
Kondisi mesin tetap standar tanpa ubahan apapun. Dan semua tester (Bintang pradipta, Spidlova dan Popo) punya kesempatan 2 kali running untuk tiap CDI. Hasil di bawah ini diambil catatan waktu terbaik untuk 100m dan 200m. Catatan waktu selama pengetesan ini diukur dengan alat ukur Racelogic.
CDI Standar
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     10.0
0-200     14.7
Bintang Pradipta
0-100     11.7
0-200     16.7
Popo0-100     09.0
0-200     14.1
CDI BRT Neo Click
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     10.3
0-200     15.1
Bintang Pradipta
0-100     09.4
0-200     14.2
Popo
0-100     08.5
0-200     13.3
CDI Cheetah Power CP 400
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     08.1
0-200     12.9
Bintang Pradipta
0-100     09.6
0-200     14.6
Popo
0-100     09.3
0-200     14.4
CDI XP
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     09.5
0-200     14.4
Bintang Pradipta
0-100     09.7
0-200     14.6
Popo
0-100     09.1
0-200     14.0
CDI REXTOR
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     10.6
0-200     15.4
Bintang Pradipta
0-100     09.6
0-200     14.5
Popo
0-100     09.2
0-200     14.1
Pengetesan Tahap 3: Sipa Konsumsi Bahan Bakar Teririt?
Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan dengan menggunakan burette (gelas ukur), cara pengetesannya dengan melihat siapa yang paling cepat menghabiskan 100ml bensin. Secara sederhana dari hasilnya bisa dilihat, yang cepat habis berarti boros sedang yang lama abisnya berarti irit.
Saat pengetesan motor dalam keadaan diam dengan suhu mesin dipatok pada kurang lebih 70 derajat celcius. Dan putaran mesin dibuat statis pada 5000rpm. Pengukuran dilakukan dengan 3 stopwatch yang dipegang oleh Arseen lupin, Nanda, dan David. Didapat hasil rata-rata sebagai berikut:
CDI Standar : 1 menit 16 detik
CDI BRT Neo Click : 1 menit 25 detik (penghematan 11,84%)
CDI Cheetah Power CP 400 : 1 menit 22 detik (penghematan 7,89%)
CDI XP : 1 menit 15 detik (lebih boros 1,31%)
CDI Rextor : 1 menit 17 detik (penghematan 1,31%)
Pengetesan Tahap 4: Siapa Power Tertinggi?
Test terakhir ini dilakukan di dynamometer bermerek Dyno Dynamic milik bengkel Khatulistiwa dikawasan Jl Pramuka, Jakarta Timur. Pengetesan dyno dilakukan tanpa ubahan apapun pada motor. Bahkan settingan angin dan bensin pada karburator dibuat seragam meski gonta ganti CDI. Pengetesan dilakukan 2 kali, dengan spuyer standar dan dengan spuyer yang sudah naik satu step dari standar. Ukuran 35/75 menjadi 38/78.
CDI juga tetap menggunakan pilihan klik/kurva yang sama dengan 3 test sebelumnya. Pada pengetesan ini suhu mesin dipatok seragam pada 90 derajat celcius sebelum mesin digas. Berkat blower yang dipasang di dekat blok silinder suhu mesin selama pengetesan bisa stabil dikisaran 100-110 derajat celcius. Dan tiap CDI punya kesempatan 5 kali run. Hasil yang diperoleh cukup mencengangkan.
Sesi pertama tanpa jeting
Max Power CDI Standar : 8 dk
Max Power CDI XP : 7,8 dk
Max Power CDI Rextor : 7,9 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 7,3 dk
Max Power CDI BRT : 7,7 dk

Sesi kedua dengan jeting

Max Power CDI Standar : 7,4 dk
Max Power CDI XP : 6,1 dk
Max Power CDI Rextor : 7,5 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 6,8 dk
Max Power CDI BRT : 7,3 dk
Created By: otomotifnet.com