Bertarung di kelas bebek 4-tak standar 125 cc pemula max 16 tahun (MP5), musti pintar seting mesin. Seperti yang dilakukan Sumingan terhadap pacuan Honda Supra X 125 yang digeber Andi Gilang.
Maklum, karena regulasi kelas pembibitan ini tidak memperbolehkan banyak ubahan. Termasuk banyaknya part racing. Apalagi dengan munculnya adendum. Maka itu, tunner musti pintar!
Nah, Gilang yang baru berusia 13 tahun ini, tampil dominan bersama Supra X 125. Racer tim Honda Daya Federal Oil KYT FDR Bank BJB Golden ini, meninggalkan lawannya cukup jauh di seri MP Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu. “Seting motor sesuai karakter saya. Makanya bisa ke depan,” ungkap racer bernama lengkap Andi Farid Izdihar.
Sumingan, pintar melihat celah buat mengakali pacuan tahun 2009 itu. Ya, sesuai karakter Gilang yang suka buka-tutup gas spontan. Demi memperbesar daya gebuk di ruang bakar, piston FIM diameter 53,4 mm dipasang. “Buat menambah power dan mendekatkan ke batasan kapasitas mesin saja,” bilang pria yang akrab disapa Mian.
Pakai piston yang sekarang, isi silinder mentok di 129,6 cc. Masih belum melewati batasan yang dipatok di 130 cc, kok. Menyesuaikan kebutuhan, jenong alias dome piston ikut dipapas. Juga, dicoak ulang agar tidak membentur klep.
Dari bibir piston, dome hanya dibikin 1,5 mm. Memang tidak dibuat terlalu tinggi. Itu karena kepala alias head silinder juga dipapas. “Head dipapas cuma 0,7 mm,” tambah Mian dari markasnya BBS Motor di Jl. Babakan Surabaya, No. 16, Kiara Condong, Bandung, Jawa Barat.
Diameter kubah dibuat jadi 39 mm dengan squish dimainkan di 9º. Lewat ubahan di head dan blok silinder, kini kompresi membengkak jadi 11,5 : 1. “Sebelum ikuti adendum, kompresi pakai 11,8 : 1. Tapi, karena sekarang pakai Pertamax Plus, ya harus diturunkan,” ungkap tunner 43 tahun ini.
Buat mengatur buka-tutup klep, durasi noken as diatur ulang. Begitunya asupan bensin dan gas buang sesuai kebutuhan. Klep in, durasi dibikin jadi 272º. Sedang klep ex alias buang, diseting di 268º. LSA (Lobe Separation Angle) bermain di 105º.
Asupan bahan bakar mengandalkan dari karburator standar. Tapi, tidak murni standar. Karena moncong karbu direamer sekitar 2 mm. “Skep dan venturi tetap standar, lho,” yakin tunner dengan logat Sunda yang kental.
Setidaknya, langkah yang dilakukan Mian bisa diterapkan pemilik Supra X 125 buat pacuan hariannya. Yap, pacuan yang tidak ingin bore up, tapi ingin akselerasi lebih kencang! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban : IRC 166 90/80-17
Sok belakang : Triple S
CDI : BRT Dual Band
Knalpot : SND
BBS Motor : (022) 721-3631
Maklum, karena regulasi kelas pembibitan ini tidak memperbolehkan banyak ubahan. Termasuk banyaknya part racing. Apalagi dengan munculnya adendum. Maka itu, tunner musti pintar!
Nah, Gilang yang baru berusia 13 tahun ini, tampil dominan bersama Supra X 125. Racer tim Honda Daya Federal Oil KYT FDR Bank BJB Golden ini, meninggalkan lawannya cukup jauh di seri MP Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu. “Seting motor sesuai karakter saya. Makanya bisa ke depan,” ungkap racer bernama lengkap Andi Farid Izdihar.
Sumingan, pintar melihat celah buat mengakali pacuan tahun 2009 itu. Ya, sesuai karakter Gilang yang suka buka-tutup gas spontan. Demi memperbesar daya gebuk di ruang bakar, piston FIM diameter 53,4 mm dipasang. “Buat menambah power dan mendekatkan ke batasan kapasitas mesin saja,” bilang pria yang akrab disapa Mian.
Pakai piston yang sekarang, isi silinder mentok di 129,6 cc. Masih belum melewati batasan yang dipatok di 130 cc, kok. Menyesuaikan kebutuhan, jenong alias dome piston ikut dipapas. Juga, dicoak ulang agar tidak membentur klep.
Dari bibir piston, dome hanya dibikin 1,5 mm. Memang tidak dibuat terlalu tinggi. Itu karena kepala alias head silinder juga dipapas. “Head dipapas cuma 0,7 mm,” tambah Mian dari markasnya BBS Motor di Jl. Babakan Surabaya, No. 16, Kiara Condong, Bandung, Jawa Barat.
Buat mengatur buka-tutup klep, durasi noken as diatur ulang. Begitunya asupan bensin dan gas buang sesuai kebutuhan. Klep in, durasi dibikin jadi 272º. Sedang klep ex alias buang, diseting di 268º. LSA (Lobe Separation Angle) bermain di 105º.
Asupan bahan bakar mengandalkan dari karburator standar. Tapi, tidak murni standar. Karena moncong karbu direamer sekitar 2 mm. “Skep dan venturi tetap standar, lho,” yakin tunner dengan logat Sunda yang kental.
Setidaknya, langkah yang dilakukan Mian bisa diterapkan pemilik Supra X 125 buat pacuan hariannya. Yap, pacuan yang tidak ingin bore up, tapi ingin akselerasi lebih kencang! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban : IRC 166 90/80-17
Sok belakang : Triple S
CDI : BRT Dual Band
Knalpot : SND
BBS Motor : (022) 721-3631
Penulis : Eka | Teks Editor : Nurfil | Foto : Candra, Dudu
0 comments:
Post a Comment