OTOMOTIFNET - Masih ingat modifikasi Honda Tiger 2005 milik Ahmad Rifai, yang termuat di edisi No.21/XX hal.17? Kala itu disebutkan volume silindernya mencapai 270 cc, karena pakai piston Suzuki Carry berdiameter 75 mm. Sebuah angka yang tergolong ekstrem untuk Tiger.
Maka tak heran jika pada edisi berikutnya banyak yang menanyakan cara pasang, maupun kebenaran data tersebut. Salah satunya dari Nero Speed, “Sangat tidak mungkin memasang piston diameter 75 mm dengan blok standar Tiger. Piston Carry bukan 75 mm, tapi 65 mm,” ujarnya di rubrik Dialog.
Piston Suzuki Carry hanya 65 mm, sama dengan Tiger oversize 150 | Crank case dibubut maksimal hanya bisa sampai 74,8 mm, amannya hanya pakai boring 74,3 mm |
Dengan dibubut sampai 74,8 mm, dudukan baut tanam kiri belakang pun sudah tergerus | Jika dihitung, piston yang bisa masuk dengan aman di blok Tiger 71 mm, atau Scorpio oversize 100 |
Nah untuk mengorek sekaligus membuktikan betul-tidaknya data tersebut, kami pun melakukan investigasi langsung. Tepatnya ke bengkel Tolle Motor (bukan Thole Motor seperti tertulis sebelumnya) milik Bang Tolle, yang ada di Jl. Gang Masjid, Sudimara Timur. Bengkel yang menggarap motor Ahmad Rifai.
Beruntungnya, Bang Tolle yang punya nama asli Wihananto, bersedia dengan senang hati untuk membongkar hasil olah tangannya. Kontroversi pertama mengenai piston. Dengan terus terang Bang Tolle mengakui jika piston Carry bukan 75 mm, “Benar hanya 65 mm,” ungkapnya sekaligus meralat data sebelumnya.
Artinya hanya oversize 150 dari standarnya Tiger (63,5 mm). Nah kalau dihitung, dengan stroke standar (62,2 mm) maka hasilnya hanya 206,3 cc. Pemasangan pun cukup mengorter boring bawaan motor. Ubahan besar justru ada pada piston Carry, mesti dibubut lumayan banyak bagian atasnya, karena jenongnya mencapai 5 mm.
Nah kontroversi selanjutnya, kenapa piston 75 mm susah masuk di blok standar? Hal ini karena posisi baut tanam sangat mepet dengan boring. Jika crank case dibubut maksimal, hanya bisa sampai 74,8 mm. Itu pun dudukan baut kiri belakang sudah tergerus.
Nah dengan diameter 74,8 mm, dikurangi untuk pemuaian sekitar 0,5 mm, maka boring yang bisa masuk maksimal berdiameter luar 74,3 mm. Artinya piston yang masuk dengan aman (menyisakan boring 1,5 mm), hanya 71,3 mm. Akan lebih aman jika maksimal 71 mm, karena sedikit lebih tebal.
Diameter segitu berarti bisa pakai piston Scorpio oversize 100. Volumenya pun jadi 246,1 cc. Namun apakah hanya mentok segitu? Tentu tidak, jika tetap ingin 270 cc bisa kok. “Naikkan stroke-nya, untuk harian bisa sampai 6 mm,” lanjut mekanik yang sudah dikaruniai 2 anak itu.
Jika naik stroke 6 mm, artinya langkah piston jadi 68,2 mm, maka volumenya jadi 269,9 cc, jika dibulatkan 270 cc. Namun langkahnya tentu tak mudah. Pertama harus memilih tukang bubut yang bagus agar kruk as tetap balance. Kedua harus menghitung ulang rasio kompresi, panjang keteng, timing pengapian dan ketebalan paking dan lainnya.
Kesimpulan
Ternyata tetap bisa Tiger jadi 270 cc, namun caranya tak cukup sekadar ganti piston, selain memaksimalkan diameter piston, juga harus menaikkan stroke, berikut ubahan lain agar sempurna.
Beruntungnya, Bang Tolle yang punya nama asli Wihananto, bersedia dengan senang hati untuk membongkar hasil olah tangannya. Kontroversi pertama mengenai piston. Dengan terus terang Bang Tolle mengakui jika piston Carry bukan 75 mm, “Benar hanya 65 mm,” ungkapnya sekaligus meralat data sebelumnya.
Artinya hanya oversize 150 dari standarnya Tiger (63,5 mm). Nah kalau dihitung, dengan stroke standar (62,2 mm) maka hasilnya hanya 206,3 cc. Pemasangan pun cukup mengorter boring bawaan motor. Ubahan besar justru ada pada piston Carry, mesti dibubut lumayan banyak bagian atasnya, karena jenongnya mencapai 5 mm.
Nah kontroversi selanjutnya, kenapa piston 75 mm susah masuk di blok standar? Hal ini karena posisi baut tanam sangat mepet dengan boring. Jika crank case dibubut maksimal, hanya bisa sampai 74,8 mm. Itu pun dudukan baut kiri belakang sudah tergerus.
Nah dengan diameter 74,8 mm, dikurangi untuk pemuaian sekitar 0,5 mm, maka boring yang bisa masuk maksimal berdiameter luar 74,3 mm. Artinya piston yang masuk dengan aman (menyisakan boring 1,5 mm), hanya 71,3 mm. Akan lebih aman jika maksimal 71 mm, karena sedikit lebih tebal.
Diameter segitu berarti bisa pakai piston Scorpio oversize 100. Volumenya pun jadi 246,1 cc. Namun apakah hanya mentok segitu? Tentu tidak, jika tetap ingin 270 cc bisa kok. “Naikkan stroke-nya, untuk harian bisa sampai 6 mm,” lanjut mekanik yang sudah dikaruniai 2 anak itu.
Jika naik stroke 6 mm, artinya langkah piston jadi 68,2 mm, maka volumenya jadi 269,9 cc, jika dibulatkan 270 cc. Namun langkahnya tentu tak mudah. Pertama harus memilih tukang bubut yang bagus agar kruk as tetap balance. Kedua harus menghitung ulang rasio kompresi, panjang keteng, timing pengapian dan ketebalan paking dan lainnya.
Kesimpulan
Ternyata tetap bisa Tiger jadi 270 cc, namun caranya tak cukup sekadar ganti piston, selain memaksimalkan diameter piston, juga harus menaikkan stroke, berikut ubahan lain agar sempurna.
sumber : motor.otomotifnet.com
0 comments:
Post a Comment